Selasa, 26 April 2011

sebuah perjalanan Ke Bank Sampah Bantul.


Komunitas Tambakprogaten bersama dengan Indipt mengadakan study Banding ke Bank sampah di Bantul Yogyakarta pada hari Selasa (26/04/11). Kegiatan ini diikuti empat orang perwakilan dari komunitas Tambakprogaten yaitu bapak Mualif, Ibu Sri, Ari dan Asep dengan didampingi dua orang dari Indipt yaitu Bahrun Ali Murtopo dan Humam Rimba.

Kegiatan study banding ini bertujuan menambah pengetahuan berkaitan dengan pengolahan sampah dan pemanfaatannya. Selama ini khususnya di desa Tambakprogaten sampah masih banyak berserakan dan belum dimanfaatkan menjadi barang yang bernilai ekonomis. Kedatangan rombongan study banding ini langsung disambut oleh bapk Bambang selaku Direktur Bank Sampah Gemah Ripah Bantul Yogyakarta.  


Menurut bapak Bambang direktur Bank Sampah Gemah Ripah Bantul “ bahwa untuk mengubah masyarakat yang perduli terhadap sampah bukanlah hal yang mudah. Hal ini memerlukan perjuangan serta komitmen yang besar dengan memberikan pengetahuan dan pelatihan-pelatihan pemanfaatan sampah secara serius dan berkelanjutan. Sehingga lambat laun masyarakat yang tadinya tidak perduli terhadap sampah semakin mengetahui dan paham akan kemanfaatan sampah menjadi barang yang bernilai dan layak jual ”. kata beliau.

“ Awalnya sekitar tahun 2006 setelah bencana gempa melanda Yogyakarta dan sekitarnya banyak sampah yang berserakan di desa Badegan ini. Melihat banyaknya sampah-sampah plastic yang berserakan kami mencoba untuk memberikan pengarahan dan pelatihan memanfaatkan sampah menjadi barang yang bernilai. Awalnya warga Badegan sulit untuk menerima konsep kami.

Namun perlahan dan dengan komitmen besar kami, masyarakat Badegan mulai sadar dengan manfaat sampah bagi lingkungan desa Badegan. Selain lingkungan menjadi bersih, pengolahan sampah juga bisa membantu meningkatkan ekonomi keluarga dengan memanfaatkannya menjadi barang-barang kerajinan ” imbuh pak Bambang.

Selain berdiskusi tentang proses awal berdirinya Bank Sampah sampai sekarang ini serta proses pengolahannya, rombongan  study banding diajak kesebuah toko tempat  penjualan hasil pengolahan sampah menjadi barang kerajinan yang memiliki nilai harga dipasaran. 

Sampah-sampah plastik yang sudah dipisahkan dari sampah yang lain dibuat menjadi kerajinan tas, dompet, pernak-pernik dan berbagai kerajinan yang lain.

Kata Bimo salah satu staff Bank Sampah mengatakan bahwa saat ini masyarakat desa Badegan semakin pro aktif untuk memilah dan mengolah sampah.selain pengolahan sampah menjadi barang kerajinan, saat ini Bank Sampah Gemah Ripah sedang merencanakan untuk pengolahan sampah menjadi pupuk kompos”. Tambah Bimo.

1 komentar:

jade mengatakan...

increased traffic, and on site conversion be they leads and / or sales. http://www.howtoincreaseyoutubeviews.com/